Mukhaelani, S.Pd.,M.Pd.I

Terlahir sebagai anak desa yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kesederhanaan. Baik dari segi budaya, pendidikan apalagi ekonomi semua dalam suasana yang sed...

Selengkapnya
Navigasi Web

Biografi


Terlahir sebagai anak desa yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh kesederhanaan. Baik dari segi budaya, pendidikan apalagi ekonomi semua dalam suasana yang sederhana kalau tidak boleh dikata minim. Bapaknya seorang buruh jahit yang kemudian menjadi pamong desa. Sedang Ibunya yang buta huruf bekerja sebagai buruh tani untuk menopang membantu Perekonomian keluarga. Dia berposisi sebagai anak kelima dari 7 bersaudara.

Di kampung halamannya, yaitu Polaman desa Jatipecaron Kecamatan Gubug, di antara teman-teman dan keluarganya dia dipanggil dengan nama Laini. Maksudnya menurut penuturan ibunya dulu karena lain sendiri dari saudara-saudaranya. Padahal nama resmi seperti yang tercantum di dalam berbagai dokumen yang dipunyainya adalah Mukhaelani. Lebih gampangnya juga dipanggil Kaelani. Belakangan di antara murid-murid dan teman-temannya ada yang memaggil Pak Kael. Di dunia kepenulisan seringkali ia menggunakan potongan-potongan namanya untuk dijadikan sebagai inisial. Di antaranya adalah Mukh, Khael, Lani, Ani, Khaelani, Mukhael, dan ada juga yang menulisnya dengan lengkap, komplit dengan gelarnya, yaitu : Mukhaelani, S.Pd., M.Pd.I

Tapi itu semua menurut penuturannya bukanlah hal yang penting, Marilah kita selalu berbuat yang terbaik dan terbanyak untuk kepentingan orang lain, yaitu keluarga, anak didik, saudara, tetangga maupun masyarakat, tuturnya suatu saat.

Selain mengajar yang merupakan tugas pokoknya sebagai guru dia juga berusaha mengungkapkan berbagai hal kepada masyarakat lewat tulisannya. Aktifitas kepenulisannya diikuiti sejak ia masih di bangku kuliah, yaitu sebagai reporter Koran Kampus. Di samping itu ketika itu juga sebagai penulis lepas di berbagai media, termasuk di antaranya adalah harian Sore Wawasan, SKM Bahari, Krida Wiyata dan lain-lain. Ketika bertugas di SMPN 13 Semarang dia juga menjadi reporter Tabloid Pendidikan Inspirator, sebuah Koran pendidikan yang ketika itu dikelola oleh orang-orang di Kantor Wilayah Depdikbud Jateng. Sejak awal tahun 2000 turut masuk menjadi murid jamaah thoriqoh Qodiriyah Wa naqsyabandiyah PP Futuhiyyah Mranggen. Di samping itu juga sebagai Khotib Jum’at di Masjid Baiturohman Polaman Jatipecaron Gubug Grobogan. Kemudian sejak pindah dinas di Kabupaten Grobogan (2003 –Sekarang) dia juga sebagai reporter / penulis tetap di Majalah Gema Bersemi yang diterbitkan Dishubinfokom Pem Kab. Grobogan.

Tahun 2014 - 2017 menjadi Kepala SMP Negeri 2 Kedungjati. Di toat tugas yang harus melewati hutan ini dia mendapat informasi banyak tentang budaya setempat, khususnya tradisi Asrah Batin di Karanglangu dan ngombak ini. Kemudian setelah pindah tugas di SMP Negeri 1 Tanggungharjo menulis buku yang ke 4, judulnya Wisata budaya, religi dan kuliner Grobogan. Sedang buku sebelumnya berjudul Ngaji Thoriqoh di usia muda, Perjalanan Orang+orang Khusus Sebelum Kita dan Sepensata Mengabdi dengan hati Mendidik Dengan Cinta.

Bersama teman-teman guru penulis di Grobogan menyalurkan hobi untuk menulis. Apa yang ditulis ? Apa saja bisa ditulis , termasuk curahan isi hati kepada Robbulizzati yang tidak sempat diungkapkan di sepertiga malam juga perlu ditulis. Menulis sebagai ibadah. Tentang naik pangkat dan terbit termasuk honor adalah bagian dari Rizki. Sedang Rizki yang mengatur ada Robbulizzati.

search

New Post